Feng Shui Hubungan Imbal Balik Antara Manusia dan Tempat Tinggal | Ketika Leonardo Da Vinci melukis Vitruvian Man, beliau berusaha untuk menghubungkan antara manusia dengan alam semesta melalui pendekatan yang religius dalam arsitektur, dengan menekankan bahwa seorang arsitek seyogyanya tidak hanya memikirkan aspek fungsional bangunan (a building is a machine to live in) dan lingkungan (ecologically sustainable), tetapi juga untuk manusia (people) dan jiwa (spirit) yang ada dalam menempati sebuah tempat tinggal. Demikian juga dengan ilmu Feng Shui, para pakar-pakar kuno menemukan sebuah hubungan antara manusia dengan alamnya, yang kita sebut dengan Tian Ren He Yi.
Hal ini digambarkan dengan jelas dalam sebuah istilah Feng Shui - Gan Yin, Feng Shui Hubungan Imbal Balik Antara Manusia dan Tempat Tinggal artinya hubungan antara manusia dengan lingkungan yang mana kita mencoba untuk menggunakan sebuah seni dan ilmu pengetahuan Feng Shui untuk merubah paradigma arsitektur agar mempunyai aspek psikologis (Ren He – emosi manusia) dan aspek religius (Tian Shi – alam semesta) dalam sebuah tempat tinggal (Di Li – arsitektur). Dalam pandangan orang Tionghoa jika ketiga faktor tersebut terpenuhi: Tian Shi – Di Li – Ren He – maka keberuntungan datang berlimpah ruah dengan sendirinya (ziran – secara alamiah).
Penulis buku Architectural Philosophy and Architectural Aesthetics, pernah mengatakan bahwa :
“If a piece of architecture cannot get entangled with human feelings and affections, then it loses its life force, its enchantment and meaning, as well as its reason for being; it becomes just an empty space of pure physics and geometry”
Dengan nada yang sama juga diucapkan oleh Winston Churchill yang menyatakan hubungan timbal balik antara manusia dengan sebuah tempat tinggal:
“We shape our buildings, and afterwards our buildings shape us”
Dalam sudut pandang saya, kita – manusia – selama ini hanya memperhatikan faktor eksternal (Wai – faktor luar) dan substansial (You – kongkret), tapi telah melupakan apa yang pernah dikatakan oleh Lao Zi (filsuf Taoisme) bahwa kegunaan dari sebuah bangunan adalah faktor internal (Nei – faktor dalam) dan non-substansial (Wu – abstrak). Dan inilah yang menjadi tugas para ahli dan master Feng Shui di seluruh dunia untuk mempelajari (Xue Li), memahami (Ming Li), dan melaksanakan (Yong Li) aturan-aturan dan kaidah Feng Shui dari ketiga faktor : Tian Shi dan Ren He dalam ruang lingkup (Nei dan Wu – faktor dalam dan abstrak: religius) dalam mendiami sebuah tempat – Di Li (Wai dan You – faktor luar dan kongkret: arsitektur) agar membawa banyak berkah dan keberuntungan bagi penghuninya, seperti apa yang telah tertulis dalam peribahasa Tiongkok:
“To be in the right place (Di Li), at the right time (Tian Shi), doing the right thing (Ren He) and being in harmony with Nature (Ziran) is what we want to achieve in Feng Shui”
Dan ini akan menjadi tujuan terakhir dari ilmu Feng Shui agar setiap manusia mempunyai sukacita terhadap tempat tinggal dan lingkungannya dan terdapat hubungan timbal balik (Ganyin) di antara keduanya. Dan ketika perasaan sukacitanya telah timbul dimanapun dia berada, maka kebahagiaan (Fu), kemakmuran (Lu), kesehatan (Shou), kekayaan (Chai) dan keturunan yang baik (Ding) menjadi miliknya. Seperti yang tertulis dari arti kata Geomancy – istilah Feng Shui dalam bahasa Inggris – dalam Oxford Dictionary:
“If a piece of architecture cannot get entangled with human feelings and affections, then it loses its life force, its enchantment and meaning, as well as its reason for being; it becomes just an empty space of pure physics and geometry”
Dengan nada yang sama juga diucapkan oleh Winston Churchill yang menyatakan hubungan timbal balik antara manusia dengan sebuah tempat tinggal:
“We shape our buildings, and afterwards our buildings shape us”
Dalam sudut pandang saya, kita – manusia – selama ini hanya memperhatikan faktor eksternal (Wai – faktor luar) dan substansial (You – kongkret), tapi telah melupakan apa yang pernah dikatakan oleh Lao Zi (filsuf Taoisme) bahwa kegunaan dari sebuah bangunan adalah faktor internal (Nei – faktor dalam) dan non-substansial (Wu – abstrak). Dan inilah yang menjadi tugas para ahli dan master Feng Shui di seluruh dunia untuk mempelajari (Xue Li), memahami (Ming Li), dan melaksanakan (Yong Li) aturan-aturan dan kaidah Feng Shui dari ketiga faktor : Tian Shi dan Ren He dalam ruang lingkup (Nei dan Wu – faktor dalam dan abstrak: religius) dalam mendiami sebuah tempat – Di Li (Wai dan You – faktor luar dan kongkret: arsitektur) agar membawa banyak berkah dan keberuntungan bagi penghuninya, seperti apa yang telah tertulis dalam peribahasa Tiongkok:
“To be in the right place (Di Li), at the right time (Tian Shi), doing the right thing (Ren He) and being in harmony with Nature (Ziran) is what we want to achieve in Feng Shui”
Dan ini akan menjadi tujuan terakhir dari ilmu Feng Shui agar setiap manusia mempunyai sukacita terhadap tempat tinggal dan lingkungannya dan terdapat hubungan timbal balik (Ganyin) di antara keduanya. Dan ketika perasaan sukacitanya telah timbul dimanapun dia berada, maka kebahagiaan (Fu), kemakmuran (Lu), kesehatan (Shou), kekayaan (Chai) dan keturunan yang baik (Ding) menjadi miliknya. Seperti yang tertulis dari arti kata Geomancy – istilah Feng Shui dalam bahasa Inggris – dalam Oxford Dictionary:
“The art of sitting buildings auspiciously”
Sekarang ini - Abad 21 - akan menjadi sebuah peristiwa yang penting. Mengapa? Karena Feng Shui telah menjadi milik semua orang. Semua lapisan masyarakat dapat mempraktekkannya tanpa memandang sebuah suku, agama, ras dan golongan manapun, dan mungkin ini telah menjadi ‘takdir’ dari sebuah tradisi Tiongkok – Feng Shui - sejak ribuan tahun yang lalu agar memberi berkah yang berlimpah bagi kita – manusia – dalam skala yang universal. Hal ini bisa dibuktikan dari praktek-praktek Feng Shui di beberapa perusahaan kelas dunia, seperti: Hyatt Hotels, CitiBank, DonaldTrump, British Airways, Panasonic, Bank of China bahkan sampai mantan presiden United States – Bill Clinton.
Mungkin Guo Pu (276-324 A.D) – penulis buku Zhang Shu / Book of burials, Shanhai Jing / Book of Mountains and Seas, dan Mu Tianzi Zhuan / The Story of Son of Heaven Mu – seorang master Feng Shui Tiongkok kuno yang mengenalkan dan mendefiniskan istilah Feng Shui pertama kalinya di dunia, tidak pernah menyangka bahwa ilmu Feng Shui ini akan berkembang luas dan digunakan oleh semua orang di seluruh dunia.
Di Indonesia, istilah Feng Shui mungkin lebih dikenal dengan sebutan Hong Sui walaupun keduanya memiliki arti yang sama dan hanya berbeda pada dialek pengucapannya saja. Selama ini, praktek Feng Shui di negara kita masih terbatas pada sebuah tradisi, sehingga penyebarannya hanya dilakukan pada golongan dan kepercayaan tertentu. Tidak dapat dipungkiri karena pandangan masyarakat kita yang menganggap Feng Shui bagian dari tradisi maka masih terdapat hal-hal tertentu yang dianggap sebagai praktek yang takhayul dan berbau klenik. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, di era teknologi informasi saat ini dimana kita bisa mendapatkan informasi dengan cepat, mudah, dan terjangkau maka tidak menutup kemungkinan bahwa akan terjadi pergeseran paradigma Feng Shui dari sebuah tradisi menjadi semi-trend karena pada hakikatnya Feng Shui adalah sebuah gabungan dari ilmu seni dan science dalam porsi yang seimbang, dan cepat atau lambat akan menghilangkan unsur-unsur yang negatif sehingga ilmu ini bisa diterima oleh masyarakat luas. Dan inilah salah satu bagian dari tugas kami – IFSOC.
Sekarang ini - Abad 21 - akan menjadi sebuah peristiwa yang penting. Mengapa? Karena Feng Shui telah menjadi milik semua orang. Semua lapisan masyarakat dapat mempraktekkannya tanpa memandang sebuah suku, agama, ras dan golongan manapun, dan mungkin ini telah menjadi ‘takdir’ dari sebuah tradisi Tiongkok – Feng Shui - sejak ribuan tahun yang lalu agar memberi berkah yang berlimpah bagi kita – manusia – dalam skala yang universal. Hal ini bisa dibuktikan dari praktek-praktek Feng Shui di beberapa perusahaan kelas dunia, seperti: Hyatt Hotels, CitiBank, DonaldTrump, British Airways, Panasonic, Bank of China bahkan sampai mantan presiden United States – Bill Clinton.
Mungkin Guo Pu (276-324 A.D) – penulis buku Zhang Shu / Book of burials, Shanhai Jing / Book of Mountains and Seas, dan Mu Tianzi Zhuan / The Story of Son of Heaven Mu – seorang master Feng Shui Tiongkok kuno yang mengenalkan dan mendefiniskan istilah Feng Shui pertama kalinya di dunia, tidak pernah menyangka bahwa ilmu Feng Shui ini akan berkembang luas dan digunakan oleh semua orang di seluruh dunia.
Di Indonesia, istilah Feng Shui mungkin lebih dikenal dengan sebutan Hong Sui walaupun keduanya memiliki arti yang sama dan hanya berbeda pada dialek pengucapannya saja. Selama ini, praktek Feng Shui di negara kita masih terbatas pada sebuah tradisi, sehingga penyebarannya hanya dilakukan pada golongan dan kepercayaan tertentu. Tidak dapat dipungkiri karena pandangan masyarakat kita yang menganggap Feng Shui bagian dari tradisi maka masih terdapat hal-hal tertentu yang dianggap sebagai praktek yang takhayul dan berbau klenik. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, di era teknologi informasi saat ini dimana kita bisa mendapatkan informasi dengan cepat, mudah, dan terjangkau maka tidak menutup kemungkinan bahwa akan terjadi pergeseran paradigma Feng Shui dari sebuah tradisi menjadi semi-trend karena pada hakikatnya Feng Shui adalah sebuah gabungan dari ilmu seni dan science dalam porsi yang seimbang, dan cepat atau lambat akan menghilangkan unsur-unsur yang negatif sehingga ilmu ini bisa diterima oleh masyarakat luas. Dan inilah salah satu bagian dari tugas kami – IFSOC.
Indonesia Feng Shui Online Center (IFSOC) akan menjadi sarana Anda dalam mempelajari (Xue Li), memahami (Ming Li), dan mempraktekkan (Yong Li) aturan dan kaidah Feng Shui yang tidak terbatas pada sebuah tempat dan waktu. Dan ini yang akan menjadi visi dan misi kami agar menjadi pusat konsultasi dan informasi seputar Feng Shui. Disini Anda bisa menemukan ratusan macam tips Feng Shui, puluhan artikel seputar Feng Shui, sampai pada konsultasi Feng Shui dan pemilihan hari baik secara off-site consulting (online) maupun on-site consulting (kunjungan langsung).
Harapan besar kami adalah semoga IFSOC menjadi pilihan pertama dan terpercaya bagi masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan Anda dari berbagai macam latar belakang: arsitek, kontraktor, desain interior sampai pada pengguna (user) berdasarkan motif: kegemaran (enthusiast), keingin-tahuan (knowledge), dan kepercayaan (belief) seputar Feng Shui sehingga sedikit banyak dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas kebahagiaan (Fu), kemakmuran (Lu), kesehatan (Shou), kekayaan (Chai) dan keturunan (Ding) Anda di masa-masa yang akan datang. Semoga tempat inilah yang Anda cari-cari selama ini! Sukses selalu buat Anda!
Aries Harijanto
Indonesia Feng Shui Online Center
“How to take advantage of this relationship between the substantial enclosure and the insubstantial empty space is what we do in Feng Shui and it is like a game of Taiji push hands, we learn to go with the flow so we can allow the the self-thus-ness of a space to work its inherent magic to serve the occupants”
- Feng Shui master said to his disciple
Harapan besar kami adalah semoga IFSOC menjadi pilihan pertama dan terpercaya bagi masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan Anda dari berbagai macam latar belakang: arsitek, kontraktor, desain interior sampai pada pengguna (user) berdasarkan motif: kegemaran (enthusiast), keingin-tahuan (knowledge), dan kepercayaan (belief) seputar Feng Shui sehingga sedikit banyak dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas kebahagiaan (Fu), kemakmuran (Lu), kesehatan (Shou), kekayaan (Chai) dan keturunan (Ding) Anda di masa-masa yang akan datang. Semoga tempat inilah yang Anda cari-cari selama ini! Sukses selalu buat Anda!
Aries Harijanto
Indonesia Feng Shui Online Center
“How to take advantage of this relationship between the substantial enclosure and the insubstantial empty space is what we do in Feng Shui and it is like a game of Taiji push hands, we learn to go with the flow so we can allow the the self-thus-ness of a space to work its inherent magic to serve the occupants”
- Feng Shui master said to his disciple
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.